Sejarah Kerajaan Cirebon, Runtuh dan Perkembangan Islam di Kerajaan Cirebon. AWAL MULA BERDIRINYA KERAJAAN CIREBON Proses Masuk dan Berkembangnya Ajaran Islam di Kerajaan Cirebon Perkembangan Islam pada Masa Syekh Idlofi Mahdi Silsilah Kerajaan Cirebon SILSILAH PARA SULTAN KANOMAN
SEJARAH KERAJAAN CIREBON, RUNTUH DAN
PERKEMBANGAN ISLAM DI KERAJAAN CIREBON
A.
AWAL
MULA BERDIRINYA KERAJAAN CIREBON
Kerajaan Cirebon merupakan bagian dari
administratif Jawa Barat. Cirebon sendiri mempunyai arti seperti di
daerah-daerah lainnya. Cirebon berasal dari bahasa sunda “ci” yang berarti air,
sedangkan “rebon” berarti udang. Cirebon mempunyai ati sungai udang atau kota
udang. Cirebon didirikan pada 1 Sura 1445 M, oleh Pangeran Cakrabuana. Pada
tahun 1479 M Pangeran Cakrabuana sebagai penguasa Cirebon yang bertempat di
kraton Pakungwati Cirebon menyerahkan kekuasaannya pada Sunan Gunung Jati.
Sunan Gunung Jati adalah seorang menantu Pangeran Cakrabuana dari ibu Ratu Mas
Rara sasantang. Sejak inilah Cirebon menjadi negara merdeka dan bercorak Islam.
Sebelum berdirinya kekuasaan politik Islam di
bawah kekuasaan Sunan Gunung Jati wilayah Cirebon dibagi menjadi dua daerah,
pesisir dan pedalaman. Daerah pesisir dipimpin oleh Ki Gendeng Jumajan Jati,
sedangkan wilayah pedalaman dipimpin oleh Ki Gendeng Kasmaya. Keduanya adalah
saudara Prabu Anggalarung dari Galuh. Sunan Gunung Jati kemudian menikah dengan
Ratu Mas Pakungwati dari Cirebon pada tahun 1479 dan pada tahun itu juga di
bangun Istana Pakungwati atau keraton Kasepuhan[2].
Putra Sunan Gunung Jati yaitu Pangeran
Pasarean pada tahun 1528 diangkut sebagai pemangku kekuasaan di Cirebon.
Sebelum sempat menggantikan ayahnya, Pangeran Pasarean wafat pada tahun 1552.
Sunan Gunung Jati kemudian mengangkat Aria Kemuning menjadi sultan Cirebon.
Aria Kemuning adalah anak angkat dari Sunan Gunung Jati. Aria Kemuning atau
julukannya Dipati Carbon 1 menjabat sebagai sultan Cirebon kurang lebih 12
tahun, yaitu sejak 1553-1565.
B.
PROSES
MASUK DAN BERKEMBANGNYA AJARAN ISLAM DI KERAJAAN CIREBON
a. PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA SYEKH IDLOFI
MAHDI
Menurut Tome Pires, seorang musyafir dari negeri Portugis pendapat
Islam masuk pada Kerajaan Cirebon pada tahun 1470-1475. pada tahun 1420 M,
datang serombongan pedagang dari Baghdad yang dipimpin oleh Syekh Idlofi Mahdi,
ia tinggal di dalam perkampunganMuara Jati dengan alasan untuk memperlancar
barang dagangannya. Syekh Idlofi Mahdi memulai kegiatannya selain berdagang dia
juga berdakwah dengan mengajak penduduk serta teman-temannya untuk mengenal
serta memahami ajaran Islam. Pusat penyebarannya brada di Gunung Jati. Syekh
Idlofi
Mahdi menyebarkan agama Islam dengan
cara bijaksana dan penuh hikmah.
Sebelum masuknya Islam ke pulau jawa pada umumnya dan kerajaan
Cirebon khususnya, situasi masyarakat di pengaruhi sistem kasta pada ajaran
agama Hindu kehidupan masyarakatnya jadi bertingkat-tingkat. Mereka yang
mempunyai kasta lebih tinggi tidak dapat bergaul dengan dengan kasta yang lebih
rendah atau pergaulan diantara mereka dibatasi. Setelah ajaran Islam disebarkan
oleh Syekh Idlofi Mahdi, susunan masyarakat berdasarkan kasta ini mulai
terkikis dan dimulailah kehidupan masyarakat tanpa adanya perbedaan kasta.
b. PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA SUNAN GUNUNG JATI
ATAU SYARIF HIDAYATULLAH.
Menurut semua sejarah lokal dari Cirebon termasuk cerita Purwaka
Caruban Nagari, masuknya Islam di Cirebon pada abad 15 yaitu pada tahun 1470.
disebarkan oleh Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah. Penyebaran agama
Islam itu dimulai ketika Syarif Hidayatullah berusia 27 tahun yaitu dengan
menjadi mubaliqh Cirebon. Di tahun 1479 Syarif Hidayatullah menikah dengan Nyi
Ratu Pakungwati, putre dari pangeran Cakrabuana. Pengganti pangeran Cakrabuana
sebagai penguasa Cirebon di berikan pada Syarif Hidayatullah. Pada tahun
pengangkatannya Syarif Hidayatullah mengembangkan daerah penyebarannya di
wilayah Pajajaran.
Syarif Hidayatullah kemudian
melanjutkan perjalanannya menuju ke daerah Serang yang sebagian rakyatnya sudah mendengar tentang
Islam dari pedagang-pedagang dari Arab dan Gujarat yang berlabuh di pelabuhan Banten.
Syarif Hidayatullah mendapat sambutan hangat dari adipati Banten. Daerah-daerah
yang telah diislamkan antara lain : Kuningan, Sindangkasih, Telaga, Luragung,
Ukur, Cibalagung, Kluntung, Bantar, Indralaya, Batulayang, dan Timbangaten. Di
wilayah Pejajaran Agama Islam berkembang pesat di negeri Caruban yang dipimpin
oleh Syarif Hidayatullah. Demak kemudian menjalin persahabatan dengan Syarif
Hidayatullah. Setelah mengenal Syarif Hidayatullah Raden Patah bersama-sama
para mubaliqh yang sudah bergelar sunan menetapkan Syarif Hidayatullah sebagai
Panata Gama Rasul di tanah Pasundan. Panata Gama Rasul artinya orang yang
ditetapkan sebagai pemimpin penyiaran Agam Nabi Muhamad di tanah Jawa. Kemudian
atas kesepakatan para sunan Syarif Hidayatullah di beri gelar Sunan Gunung Jati
dan menjadi Sunan paling terakhir yaitu sunan ke-9 dari sunan 9 sunan lainnya.
C. SILSILAH KERAJAAN CIREBON
SILSILAH PARA SULTAN KANOMAN
1.
Sunan Gunung Jati Syech
Hidayahtullah
2.
Panembahan Pasarean Muhammad
Tajul Arifin
3.
Panembahan Sedang Kemuning
4.
Panembahan Ratu Cirebon
5.
Panembahan Mande Gayem
6.
Panembahan Girilaya
7.
Para Sultan :
8.
Sultan Kanoman I (Sultan
Badridin)
9.
Sultan Kanoman II ( Sultan
Muhamamad Chadirudin)
10.
Sultan Kanoman III (Sultan
Muhamamad Alimudin)
11.
Sultan Kanoman IV (Sultan
Muhamamad Chadirudin)
12.
Sultan Kanoman V (Sultan
Muhamamad Imammudin)
13.
Sultan Kanoman VI (Sultan
Muhamamad Kamaroedin I)
14.
Sultan Kanoman VII (Sultan
Muhamamad Kamaroedin )
15.
Sultan Kanoman VIII (Sultan
Muhamamad Dulkarnaen)
16.
Sultan Kanoman IX (Sultan
Muhamamad Nurbuat)
17.
Sultan Kanoman X (Sultan
Muhamamad Nurus)
18.
Sultan Kanoman XI (Sultan
Muhamamad Jalalludin)
SILSILAH SULTAN KASEPUHAN CIREBON
1.
Pangeran Pasarean
2.
Pangeran Dipati Carbon
3.
Panembahan Ratu
4.
Pangeran Dipati Carbon
5.
Panembahan Girilaya
6.
Sultan Raja Syamsudin
7.
Sultan Raja Tajularipin
Jamaludin
8.
Sultan Sepuh Raja Jaenudin
9.
Sultan Sepuh Raja Suna Moh
Jaenudin
10.
Sultan Sepuh Safidin Matangaji
11.
Sultan Sepuh Hasanudin
12.
Sultan Sepuh I
13.
Sultan Sepuh Raja Samsudin I
14.
Sultan Sepuh Raja Samsudin II
15.
Sultan Sepuh Raja Ningrat
16.
Sultan Sepuh Jamaludin Aluda
17.
Sultan Sepuh Raja Rajaningrat
18.
Sultan Pangeran Raja Adipati H.
Maulana Pakuningrat, SH
19.
Sultan Pangeran Raja Adipati
Arif Natadiningrat
SILSILAH SULTAN KERATON KECERIBONAN
1.
Pangeran Pasarean
2.
Pangeran Dipati Carbon
3.
Panembahan Ratu Pangeran Dipati
Anom Carbon
4.
Pangeran Dipati Anom Carbon
5.
Panembahan Girilaya
6.
Sultan Moh Badridini Kanoman
7.
Sultan Anom Raja Mandurareja
Kanoman
8.
Sultan Anom Alimudin
9.
Sultan Anom Moh Kaerudin
10.
Sultan Carbon Kaeribonan
11.
Pangeran Raja Madenda
12.
Pangeran Raja Denda Wijaya
13.
Pangeran Raharja Madenda
14.
Pangeran Raja Madenda
15.
Pangeran Sidek Arjaningrat
16.
Pangeran Harkat Nata Diningrat
17.
Pangeran Moh Mulyono Ami
Natadiningrat
18.
KGPH Abdulgani Nata Diningrat
Dekarangga
SILSILAH PANEMBAHAN CIREBON
1.
Sunan Gunung Jati Syech
Hidayatullah
2.
Panembahan Pasarean Muhammad
Tajul Arifin
3.
Panembahan Sedang Kemuning
4.
Panembahan Ratu Cirebon
5.
Panembahan Mande Gayem
6.
Panembahan Girilaya
7.
Pangeran Wangsakerta
(Panembahan Cirebon I)
8.
Panembahan Cirebon II (Syech
Moch. Abdullah)
9.
Panembahan Cirebon III (Syech
Moch. Abdullah II)
10.
Panembahan Syech Kalibata
11.
Panembahan Syech Moch.
Abdurrohman
12.
Panembahan Syech Moch. Yusuf
13.
Panembahan Moch. Abdullah
14.
Panembahan Jaga Raksa
15.
K.H Moch. Syafe’i
16.
K.H Moch. Muskawi
17.
H. Moch. Parma
18.
H. Salimmudin
19.
Hj. Siti Ruqoyah
D.
PENYEBAB
KERUNTUHAN KERAJAAN CIREBON
Kerajaan Cirebon terbagi
menjadi 3 kesultanan yaitu, Keraton Kasepuhan dipegang oleh Sultan Sepuh,
Keraton Kanoman dipegang oleh Sultan Anom, Keraton Karicebonan dipegang oleh
Panembahan Karicebonan. Mereka hanya mengurusi kerajaan masing-masing.
Mengakibatkan kerajaan Cirebon perlahan-lahan mulai hancur. Setelah Sultan
Panembahan Gerilya wafat pada tahun 1702, terjadi perebutan kekuasaan diantara
kedua putranya, yaitu antara Pangeran Marta Wijaya dan Pangeran Wangsakerta. Di
samping itu adanya campur tangan VOC yang mengadu domba mereka membuat
persaudaraan mereka menjadi permusuhan.
COMMENTS